Sabtu, 19 Juli 2009 PWNA Jawa Tengah menggelar Musyawarah Wilayah Nasyiatul Aisyiyah di Wonosobo. PDNA Kendal mengirimkan 14 orang utusan. Tiga orang mewakili PDNA Kendal dan 11 orang mewakili PCNA. Meskipun bukan utusan Musywil saya ikut ke Wonosobo sebagai penggembira. Sempat juga mengikuti sidang pramusywil yang menghadirkan mantan PWNA Jawa Tengah. Tapi belum lagi usai acara itu saya mendahului meninggalkan acara karena sudah malam, sementara kami (aku dengan diantar suami) menginap di luar kota. Ternyata rumah Mas Rinto (Mas Yayan-suami Silvi,salah seorang personil PDNA Kendal) berada di perbatasan Wonosobo-Magelang.
Tanpa pikir panjang kami merencanakan perjalanan ke Jogja keesokan harinya.(Padahal hari itu Ahad, 20 Juli 2009) Ada kegiatan pengajian akbar dalam rangka Milad Aisyiyah ke-95 dari PP Aisyiyah sekaligus acara bazar dan pengobatan gratis. Sebelum bertolak ke Jogja kami mencoba menghubungi Mujanib (Pengasuh/pembimbing kelas 1E) untuk menanyakan apakah boleh menemui santri baru? Ternyata boleh, pada saat istirahat sekitar pukul 11.30 WIB. kami pun merancang acara silaturahmi yang lain. Mampir ke Bulik di Guwanti sebelah Candi Borobudur. Ternyata rumah Bulik suwung, mereka ke Jakarta karena cucunya menikah.
Pukul 11.00 WIB kami tiba di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, menjelang sholat dhuhur kami bertemu Nuha. Surprise! Anak kami tampak percaya diri. Segala kekhawatiran kami lenyap sirna seketika. Alhamdulillah, terima kasih, ya Robb, aku serahkan segala urusan hanya pada-Mu.
Ada yang mencengangkan dari ucapannya. Dia bertutur, " Di sini aku merasa seperti orang tua". 'Maksudmu apa?"sela kami. "Aku harus mengurus uang sendiri, mikir kebutuhan dan keperluan sehari-hari"katanya. Antara terkesima, terharu, kasihan, bahagia bercampur menjadi satu. "Ya, itulah salah satu tujuan kami memilihkan lembaga pendidikan pesantren untuk kalian". Baru seminggu mondok Nuha sudah menemukan esensi hidup.
Nuha mempunyai pengalaman yang membuatnya merasa terhormat. Budaya menghormati senior sangat ditekankan di Pesantren Muallimin (dan pasti juga di pesantren lain dan di mana pun juga) Karena tubuhnya lumayan besar, ada temannya sesama santri baru mengira dia kakak kelas, sehingga menyapanya,"Assalamualaikum, Kak!" Wah begitu saja merasa terhormat hehehehe
Ummi.... Abi,,,,,
ReplyDeleteica sayang kalian.......
suayang bgt ma kalian!!!!